ISTRI HARUS SIAP DENGAN POSISI SERBA SALAH

Istri dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga.

Istri dituntut cerdas dan selalu menarik.

Istri dituntut sempurna menjadi bidadari suami.

Sepertinya semua hal tersebut masuk akal, 

berlaku ideal bila suami pun telah sempurna, tahu dan paham menempatkan dirinya. 

Ketika suami telah mumpuni sebagai imam, pembimbing dan kepala keluarga yang bertanggung jawab.

Tidak hanya bertanggung jawab soal materi, tapi juga soal religi, psikologi dan emosional.

Sering kah mendengar dan melihat istri sakit jiwanya?

Tubuh tampak sehat, namun kestabilan psikologis dan emosional terganggu.

Atau akhlaknya menyejukkan, tapi fisiknya sakit.

Sering ya?

Istri kalau menceritakan kesengsaraan kepada orang-orang terdekatnya, dikatakan tak pandai menjaga rahasia.

Kalau dipendam, lama-lama juga bisa jadi gila.

Lalu tidak jarang akhirnya makhluk terdekat lah yang jadi pelampiasan kekesalannya, yaitu anak-anaknya..

Suami main tangan, ada..

Suami lalai nafkah, ada..

Suami abai kebutuhan keluarga, ada..

Suami gila perempuan, ada..

Suami tidak peka kewajiban, ada..

Suami tak faham memimpin, ada..

Suami jauh agama, ada..

Tapi ketika suami selingkuh, istri dikatakan tak luwes menyenangkan suami.

Ketika suami KDRT, istri dikatakan tak pandai jaga sikap.

Ketika suami marah, istri dikatakan tak cerdas jaga mulut.

Istri terluka dalam diam, lalu ia hancur secara perlahan.

Istri curhat dan berbicara, berbagi kisah mengurangi derita, dianggap tak punya iman dan tidak tahu malu.

Istri dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga.

Sudahlah rusak badan karena hamil dan melahirkan. Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi keset keluarga.

Istri.. 

Pantas kau lebih cepat terlihat tua.. Jarang merawat diri, karena fokus hidupmu untuk anak dan suamimu.

Semoga engkau mendapatkan calon pendamping yang mencintaimu apa adanya, tak banyak menuntut namun saling melengkapi satu sama lain. Susah dan senang dihadapi bersama-sama.